Surabaya, JATIMMEDIA.COM – Pandemi Covid-19 benar-benar membuat banyak masyarakat merasa takut. Kondisi ketakuta ini bahkan menyebabkan banyak masyarakat menahan diri untuk berobat ke rumah sakit (RS). Fakta ini terbukti dengan turunnya kunjungan pasien BPJS ke RS yang lebih dari 50% pada dua bulan terakhir (April – Mei 2020).
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Surabaya, Herman Dinata Mihardja mengatakan, selama pandemic Covid-19 memang terjadi perubahan yang sangat besar pada pola kunjungan pasien peserta JKN yang melakukan pengobatan di RS.
“Contohnya, untuk pasien rawat jalan di RS pada bulan Januari 2020 di Surabaya tercatat masih diatas 300 ribu orang. Namun di bulan Mei 2020, angka pasien rawat jalan, tercatat 123 ribu orang. Ini artinya penurunannya lebh dari 50%,” terangnya pada jatimmedia.com, Jumat (12/6/2020).
Herman juga menyampaikan bahwa penurunan lebih dari 50% untuk Surabaya ini adalah yang tertinggi, karena di daerah lain rata-rata turun hanya di kisaran 30%
“Penurunan jumlah kunjungan peserta BPJS Kesehatan ke rumah sakit di Surabaya ini yang tertinggi disbanding daerah lain, yang rata-rata hanya turun sekitar 30%,” tambahnya.
Beberapa factor yang menjadi penyebab turunnya jumlah kunjungan peserta JKN ke RS menurut Herman, selain karena Surabaya termasuk yang terbanyak kasus Covid-nya, juga adanya pemberitaan media yang banyak membuat masyarakat jadi takut ke rumah sakit.
“Selain tingginya jumlah kasus Covid dan pemberitaan media masa, ada juga faktornya dari dokternya. Karena ada beberapa dokter rumah sakit yang mengurangi jam prakteknya, atau mengurangi hari prakteknya, juga bahkan ada yang secara ekstrim tidak praktek sama sekali selama wabah Covid ini,” tambah Herman.
Diakui Herman, adanya pandemic Covid-19 ini memang sangat berpengaruh pada BPJS Kesehatan. Dimana dengan adanya penurunan masyarakat yangberobat ke RS disatu sisi memang menurunkan juga jumlah tagihan dari RS k BPJS Kesehatan.
Namun disi lain, ada juga pendapatan yang terpengaruh karena evek dari pandemic ini banyak memukul masyarakat peserta mandiri, juga banyak perusahaan yang mengalami gangguan.
“Pandemi Covid-19 ini telah banyak memukul perusahaan, dimana mereka banyak yang terpaksa merumahkan karyawannya, ada yang melakukan pengurangan gaji, dan bahkan ada yang perusahaannya tutup. Jelas ini berpengaruh pada omset BPJS Kesehatan,” jelas Herman.
Karena itu, Herman berharap wabah ini bisa segera selesai dan segera ditemukan solusi dalam mengatasi virus ini (vaksi atau obat yang ampuh, red), sehingga kehidupan dan bisnis bisa berjalan lagi dengan baik.
“Semoga pandemi ini bisa segera berakhir, dan kehidupan maupun bisnis bisa berjalan dengan baik lagi. Karenanya bagi masyarakat, hendaknya tetap menjalankan protokol kesehatan yang sudah ditentukan, seperti jaga jarak, pakai masker, maupun selalu mencuci tangan dengan sabun atau handzanitiser,” pungkas Herman. (JM01)