Angka Pasien Positif COVID-19 Melonjak Tajam, Surabaya Belum Ajukan PSBB

0
227
Angka Pasien Positif COVID-19 Melonjak Tajam, Surabaya Belum Ajukan PSBB

Surabaya, JATIMMEDIA.COM – Pemerintah Kota Surabaya belum berencana mengusulkan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ke Kementerian Kesehatan melalui Pemerintah Proivinsi Jatim, meski dalam beberapa hari ini jumlah warga yang positif COVID-19 di Surabaya meningkat tajam.

Wakil Ketua DPRD Suabaya, A.H. Thony mengatakan, meskipun DKI Jakarta sudah menerapkan PSBB, tetapi Surabaya belum punya rencana, karena pandemi COVID-19 yang ada di Jakarta dengan Surabaya jauh berbeda.

“Kondisi di Surabaya masih relatif terkendali apalagi jumlah angkanya masih relatif lebih sedikit,” katanya, Selasa (14/4/2020).

Jumlah warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Surabaya memang mengalami kenaikan drastis dari sebelumnya pada Sabtu (11/4/2020) hanya 97 orang menjadi 180 orang pada Minggu (12/4/2020). Sementara pada Senin (13/4/2020) kembali mengalami kenaikan 28 orang, sehingga total menjadi 208 orang.

Menurut A.H. Tony, adanya lonjakan data positif COVID-19 hingga 180 orang dalam sehari itu, tentunya perlu dipikirkan bagaimana upaya untuk melakukan antisipasi agar angka tersebut tidak terus meningkat.

“Melihat jumlah angka ini, kami berpendapat bahwa pemerintah kota Surabaya perlu mulai menyiapkan konsep PSBB itu dari mulai ringan maupun menengah,” tambahnya.

Namun demikian, lanjutnya, untuk menetapkan kapan PSBB itu berlaku di Surabaya, pihaknya masih belum mengetahui karena perkembangan jumlah peningkatan angka COVID-19 ini masih bisa diantisipasi dengan berbagai cara penanganan seperti memberlakukan isolasi tempat tinggal pasien yang terpapar COVID-19.

Selain itu, Thony juga menjelaskan, pihaknya mengedukasi kepada masyarakat dengan cerdas agar supaya bisa lebih mematuhi anjuran dari pemerintah. Tidak kalah pentingnya, kata dia, pihaknya berharap pemerintah tidak terlalu berfokus ke masyarakat yang terkena dampak COVID-19 saja.

“Sekarang masalahnya banyak pihak yang saling tarik-menarik persoalan ini seolah-olah tidak lagi pada persoalan penyakit, tetapi sudah persoalan perut,” katanya.

Sementara itu, Koordinator Protokol Komunikasi, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya, M. Fikser sebelumnya mengatakan, Wali Kota Surabaya Tri Rismharini sudah menggelar audiensi dengan Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Sandi Nugraha terkait melonjaknya warga positif COVID-19 di Surabaya pada Senin (13/4/2020).

“Bu Risma dan Pak Sandi diskusi banyak. Salah satunya jumlah yang terkonfirmasi apakah mereka dari orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dengan pengawasan (PDP). Atau data dari luar, yang kemudian test swabnya di Rumah Sakit Surabaya dari luar masuk terus jadi seperti itu,” katanya.

Fikser menjelaskan untuk pasien ODP dan PDP memang sebelumnya sudah melalui berbagai tahap pemeriksaan dan tes khususnya untuk warga Surabaya. Namun yang dikhawatirkan dari jumlah data yang dimiliki pemkot, ada pasien yang COVID-19, tetapi di luar dari data yang dimiliki pemkot.

Artinya, lanjut dia, Pemkot Surabaya harus menyiapkan strategi penanganan khusus, jika ada warga Surabaya yang berobat di luar kota dan statusnya positif COVID-19.

“Padahal Surabaya juga kan menjadi rujukan dari berbagai daerah. Bisa jadi awalnya dia (pasien) bukan positif. Lalu dalam perkembangannya berobat di rumah sakit luar Surabaya akhirnya positif. Sehingga ini yang sedang dibahas di sini bagaimana penanganannya,” ujarnya. (JM01)